RINGKASAN SIA BAB 21



Perusahaan telah mengalami kesulitan-kesulitan ketika mengembangkan sebuah sistem informasi akuntansi (SIA) sebagai berikut.
  1. Permintaan pengembangan ada banyak sehingga proyek menumpuk selama bertahun-tahun.
  2. Para penguna merasa bahwa SIA yang baru tidak memenuhi kebutuhannya.
  3. Pengembangan berlangsung sangat lana, sehingga sistem tidak lagi memenuhi kebutuhan perusahaan.
  4. Para pengguna tidak mampu menspesifikasikan kebutuhan mereka karena mereka tidak mengetahui hal yang sebenarnya mereka butuhkan atau merea tidak dapat mengkomunikasikan kebutuhan ke para pengembang sistem.
  5. Perubahan sulit dibuat setelah persyaratan dibekukan.

  • Perangkat lunak kalengan (canned software) adalah program yang diual pada pasar terbuka untuk jangkauan luas pengguna dengan kebutuhan yang serupa.
  • Sistem turnkey adalah perangkat lunak dan perangkat keras yang dijual dalam bentuk paket dengan vendor memasang sistem tersebut dan pengguna  “memutar kunci” sering dibuat oleh vendor yang berspesialisasi dalam sebuah industry tertentu.
  • Penyedia jasa aplikasi (application service provider – ASP) adalah perusahaan yang mengantarkan perangkat lunak melalui internet; ASP memiliki dan menampung perangkat lunak tersebut, pengguna mengakses perangkat lunak dari jarak jauh melalui internet.
  • Permintaan untuk proposal (request for proposal – RFP) adalah sebuah permintaan bagi para vendor agar menawarkan sebuah sistem untuk memenuhi kebutuhan khusus sebuah perusahaan.
  • Penggunaan RFP penting karena:
  1. Menghemat waktu.
  2. Menyederhanakan proses pembuatan keputusan.
  3. Mengurangi kesalahan.
  4. Menghindari potensi untuk ketidaksepakatan.
  • Masalah benchmark adalah membandingkan sistem dengan menjalankan sebuah tugas masukan, pemrosesan, dan keluaran pada sistem komputer yang berbeda damn mengevaluasi hasilnya.
  • Penskoran poin adalah mengevaluasi seluruh manfaat proposal vendor dengan menugaskan sebuah bobot untuk tiap kriteria evaluasi berdasarkan pentingnya.
  • Penentuan biaya persyaratan (requirement costing) adalah membandingkan sistem berdasarkan biaya seluruh fitur yang diperlukan, ketika perangkat lunak tidak memenuhi seluruh persyaratan, biaya mengembangkan fitur-fitur yang tidak tersedia diestimasikan dan ditambahkan  ke biayanya.



Perangkat lunak yang dibuat khusus (custom software) adalah perangkat lunak yang dikembangkan dan ditulis di dalan untuk memenuhi kebutuhan unik sebuah perusahaan tertentu.
Komputasi pengguna akhir (end-user-computing – EUC) adalah pengembang, penggunaan, dan pengendalian terus-menerus atas sistem informasi berbasis komputer oleh para pengguna.

EUC menawarkan keuntungan sebagai berikut.
  1. Penciptaan, pengendalian, dan implementasi pengguna.
  2. Sistem yang memenuhi kebutuhan pengguna.
  3. Ketepatan waktu.
  4. Membebaskan sumber data sistem.
  5. Fleksibilitas dan kemudahan penggunaan.

Namun EUC memiliki beberapa kekurangan sebagai berikut.
  1. Kesalahan logika dan pengembangan.
  2. Aplikasi yang diuji dengan tidak layak.
  3. Sistem yang tidak efisien.
  4. Sistem yang dikendalikan dan didokumentasikan dengan buruk.
  5. Sistem yang tidak kompatibel.
  6. Duplikasi sistem dan data; sumber daya yang terbuang.
  7. Peningkatan biaya.

Help desk adalah para analis dan teknisi yang menjawab pertanyaan pegawai dengan tujuan mendorong, mendukung, mengarahkan, dan mengendalikan aktivitas pengguna akhir.


Pengalihdayaan (outsourcing) adalah mempekerjakan sebuah perusahaan luar untuk menangani seluruh atau sebagian aktivitas pengolahan data organisasi.

Terdapat beberapa keuntungan signifikan atas pengalihdayaan:
  1. Sebuah solusi bisnis.
  2. Pemanfaatan aset.
  3. Akses pada keahlian yang lebih besar dan teknologi yang lebih baik.
  4. Biaya yang lebih rendah.
  5. Lebih sedikit waktu pengembangan.
  6. Eliminasi penggunaan maksimal dan rendah (peak-and-valley).
  7. Memfasilitasi perampingan.
Perusahaan yang melakukan pengalihdayaan sering mengalami beberapa kekurangan sebagai berikut.
  1. Ketidakfleksibilitas (inflexibility).
  2. Hilangnya pengendalian (loss of control).
  3. Mengurangi keuntungan kompetitif (reduced competitive advantage).
  4. Sistem yang terkunci (locked-in system).
  5. Tujuan yang tak terpenuhi (unfulfilled goal).
  6. Layanan yang buruk (poor service).
  7. Peningkatan risiko.


Rekayasa ulang proses bisnis (business process reengineering – BPR) adalah sebuah pendekatan drastis dan dilakukan sekali untuk meningkatkan dan mengotomatiskan proses bisnisnya.
Manajemen proses bisnis (business process management – BPM) adalah sebuah pendekatan sistematis secara berkelanjutan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan proses bisnis sebuah organisasi.
Beberapa prinsip penting yang mendasari BPM adalah sebagai berikut.
  1. Proses bisnis dapat menghasilkan keuntungan kompetitif.
  2. Proses bisnis dikelola dari  ujung ke ujung.
  3. Proses bisnis haruslah cekatan.
  4. Proses bisnis haruslah selaras dengan strategi dan kebutuhan keorganisasian.

Sistem manajemen proses bisnis (business process management system – BPMS) adalah sistem yang mengotomatiskan dan memfasilitasi peningkatan proses bisnis di seluruh SDLC.

Sistem manajemen proses bisnis – BPMS memiliki empat komponen utama berikut.
  1. Sebuah mesin proses untuk memodelkan dan menjalankan aplikasi, termasuk aturan bisnis.
  2. Analisis bisnis untuk membantu mengidentifikasi dan bereaksi terhadap isu-isu, tren, dan peluang bisnis.
  3. Alat-alat kolaborasi untuk menghapus penghalang komunikasi.
  4. Pengelola isi untuk menyimpan dan mengamankan dokumen, gambar, dan file elektronik lain.


Prototyping adalah sebuah pendekatan desain sistem yang berada dalam suatu model kerja disederhanakan yang tengah dikembangkan.
Sebuah prototipe dikembangkan menggunakan empat langkah.
  1. Menemui para pengguna untuk menyetujui ukuran dan cakupan sistem tersebut dan memutuskan hal yang seharusnya disertakan dan tidak disertakan dalam sistem.
  2. Mengembangkan sebuah prototipe awal.
  3. Para pengembang menggunakan umpan balik untuk memodifikasi sistem dan mengembalikannya ke para pengguna.
  4. Menggunakan sistem tersebut.

Prototipe operasional adalah prototipe yang dikembangkan lebih jauh ke dalam sistem yang sepenuhnya fungsional.
Prototipe (dibuang) non-operasional adalah prototipe yang dibuang tetapi persyaratan sistem yang diidentifikasi dari prototipe digunakan untuk mengembangkan sebuah sistem baru.

Prototyping memiliki keuntungan sebagai berikut.
  1. Definisi yang lebih baik atas kebutuhan pengguna.
  2. Keterlibatan dan kepuasan pengguna yang lebih tinggi.
  3. Waktu pengembangan yang lebih cepat.
  4. Lebih sedikit kesalahan.
  5. Lebih banyak peluang bagi perubahan.
  6. Lebih murah.

Prototyping memiliki kerugian sebagai berikut.
  1. Waktu pengguna yang signifikan.
  2. Penggunaan yang kurang efisien atas sumberdaya sistem.
  3. Pengujian dan dokumentasi yang tidak cukup.
  4. Reaksi perilaku yang negatif.


Rekayasa (atau sistem) perangkat lunak dibantu komputer (computer-aided software (or systems) engineering – CASE) adalah sebuah paket alat-alat terintegrasi yang digunakan oleh para pendesain ahli untuk membantu merencanakan, menganalisis, mendesain, memprogram, dan memelihara sebuah sistem informasi.

Alat-alat CASE menyediakan sejumlah keuntungan penting:
  1. Peningkatan produktivitas.
  2. Peningkatan kualitas program.
  3. Penghematan biaya.
  4. Peningkatan prosedur pengendalian.
  5. Dokumentasi yang disederhanakan.
  6. Beberapa masalah yang lebih serius dengan teknologi CASE meliputi:
  7. Inkompatibilitas.
  8. Biaya.
  9. Ekspektasi yang tidak terpenuhi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RINGKASAN SIA BAB 10

RINGKASAN SIA BAB 15

RINGKASAN SIA BAB 12