Siklus Pengeluaran (expenditure cycle) adalah serangkaian
aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus
berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa.
Tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah untuk
meminimalkan total biaya perolehan dan pemeliharaan persediaan, perlengkapan,
dan berbagai layanan yang diperlukan perusahaan untuk berfungsi. Untuk mencapai
tujuan tersebut, manajemen harus membuat keputusan penting sebagai berikut.
- Berapakah tingkat optimal persediaan dan perlengkapan yang
harus dimiliki?
- Pemasok manakah yang menyediakan kualitas dan layanan terbaik
dengan harga terbaik?
- Bagaimana perusahaan dapat mengonsolidasikan pembelian
antarunit untuk mendapatkan harga optimal?
- Bagaimana teknologi informasi (TI – information technology)
dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan keakuratan fungsi logistic
inbound?
- Bagaimana perusahaan dapat memelihara kas yang cukup untuk
memanfaatkan setiap diskon yang ditawarkan pemasok?
- Bagaimana pembayaran ke vendor dapat dikelola untuk
memaksimalkan arus kas?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini mengarah bagaimana
sebuah perusahaan menjalankan empat aktivitas siklus pengeluaran dasar, yaitu:
- Memesan bahan baku, perlengkapan, dan jasa.
- Menerima bahan baku, perlengkapan, dan jasa.
- Menyetujui faktur pemasok.
- Pengeluaran kas
|
Gambar 13.1 Ancaman dan Pengendalian dalam Siklus Pengeluaran |
|
Gambar 13.2 Ancaman dan Pengendalian dalam Siklus Pengeluaran |
|
Gambar 13.3 Ancaman dan Pengendalian dalam Siklus Pengeluaran |
|
Gambar 13.4 Ancaman dan Pengendaian dalam Siklus Pengeluaran |
|
Gambar 13.5 Ancaman dan Pengendalian dalam Siklus Pengeluaran |
- Economic order quanitiy (EDQ), adalah ukuran pesanan optimal
untuk meminimalkan jumlah biaya pemesanan, penyimpanan, dan kehabisan stok.
- Reorder point adalah menentukan tingkat yang mana saldo
persediaan dari suatu barang harus berada sebelum pesanan untuk mengisi stok
dimulai.
- Material requirements planning (MRP) adalah sebuah pendekatan
untuk manajemen persediaan yang berupaya untuk mengurangi tingkat persediaan
yang dibutuhkan dengan meningkatkan akurasi teknik perkiraan untuk menjadwalkan
pembelian dengan lebih baik guna memenuhi kebutuhan produksi.
- Sistem persediaan just-in-time (JIT Inventory System) adalah
sebuah sistem yang meminimalkan atau mengeliminasi persediaan secara virtual
dengan membeli dan memproduksi barang hanya sebagai respons terhadap penjualan
actual, bukannya yang diperkirakan.
- Permintaan pembelian (purchase requisition) adalah sebuah
dokumen atau formulir elektronik yang mengidentifikasi requisitioner,
menentukan lokasi pengiriman dan tanggal yang diperlukan; mengidentifikasi
nomor barang, deskripsi, kuantitas, dan harga dari setiap barang yang diminta;
dan mungkin akan menyarankan seorang pemasok.
- Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika memilih
pemasok:
- Harga
- Kualitas bahan baku.
- Keandalan dalam pengiriman.
- Pesanan pembelian (purchase order) adalah sebuah dokumen yang
secara formal meminta seorang pemasok untuk menjual dan mengirimkan produk tertentu
pada harga tertentu. Ini juga merupakan sebuah janji untuk membayar dan menjadi
sebuah kontrak setelah pemasok menerimanya.
- Pesanan pembelian selimut (blanket purchase order) adalah
sebuah komitmen untuk membeli barang-barang tertentu pada harga yang telah
ditentukan dari pemasok tertentu untuk jangka waktu yang telah ditetapkan,
seringnya satu tahun.
- Vendor-managed inventory (VMI) adalah praktik di mana para
produsen dan distributor mengelola persediaan pelanggan eceran dengan
menggunakan EDI. Pemasok mengakses sistem point-of-sales pelanggannya untuk
mengawasi persediaan dan secara otomatis mengisi kembali produk ketika produk
tersebut jatuh pada tingkat yang telah disepakati.
- Laporan penerimaan (receiving report) adalah sebuah dokumen
yang mencatat detail setiap pengiriman, termasuk tanggal diterima, pengirim,
pemasok, dan kuantitas diterima.
- Memo debit adalah sebuah dokumen yang digunakan untuk
mencatat pengurangan terhadap saldo yang harus dibayarkan ke pemasok.
- Paket voucher (voucher package) adalah seperangkat dokumen
yang digunakan untuk mengotorisasi pembayaran kepada pemasok. Ini terdiri dari
pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur pemasok.
- Sistem nonvoucher adalah sebuah metode untuk memproses utang
tiap-tiap fakturnya disetujui untuk di-posting ke catatan pemasok individual
dalam file utang dan kemudian disimpan dalam file faktur terbuka. Berkebalikan
dengan sistem voucher.
- Sistem voucher adalah metode untuk memproses utang yang mana
voucher pencairan disiapkan, bukannya memposting faktur secara langsung ke
catatan pemasok dalam buku besar pembantu utang. Voucher pencairan
mengidentifikasi pemasok, mencantumkan faktur yang beredar, dan mengindikasikan
jumlah bersih yang dibayarkan setelah dikurangi setiap diskon dan potongan yang
berlaku. Berkebalikan dengan sistem nonvoucher.
- Voucher pencairan (disbursement voucher) adalah dokumen yang
mengidentifikasi pemasok, mencantumkan faktur yang beredar, dan mengindikasikan
jumlah bersih yang dibayarkan setelah dikurangi setiap diskon dan potongan yang
berlaku.
- Evaluated receipt settlement (ERS) adalah sebuah pendekatan
tanpa faktur terhadap utang yang menggantikan proses pencocokan tiga cara
(faktur pemasok, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian) dengan mencocokkan
dua cara atas pesanan pembelian dan laporan penerimaan.
- Kartu pengadaan (procurement card) adalah sebuah kartu kredit
korporasi yang para pegawai dapat digunakan hanya pada pemasok tertentu untuk
membeli jenis-jenis barang tertentu.
- Dana imprest (imprest fund) adalah sebuah rekening kas dengan
dua karakteristik:
- Ini sudah diatur dengan jumlah tetap, seperti $100, dan
- Voucher diperlukan untuk setiap pencairan. Pada setiap waktu,
penjumlahan kas plus voucher harus sama dengan saldo dana yang telah
ditetapkan.
Terimakasih. Tulisannya sangat bermanfaat
BalasHapus